Pagi, Kopi, dan Mahjong Ways 2
Suatu pagi di warung kopi kecil dekat pasar, seorang bapak-bapak berkumis duduk sambil menatap layar ponselnya. Tangannya cekatan. Jempolnya menari seperti pianis tua yang sedang memainkan lagu favoritnya. Bukan TikTok, bukan WA grup RT. Mahjong Ways 2.
Aku mengintip sekilas. Bukan karena kepo, tapi lebih karena penasaran. Ada apa sih dengan game yang satu ini sampai membuat orang rela menunda sarapan, bahkan lupa rokoknya terbakar sia-sia di ujung asbak.
Mahjong Ways 2. Nama yang mengingatkan pada keramik putih, simbol Tiongkok kuno, dan musik latar yang entah kenapa membuat kita merasa pintar padahal sebenarnya cuma sedang menunggu gulungan acak. Tapi yang membuatku bertanya-tanya adalah sesuatu yang disebut scatter .
Apa maksudnya? Kenapa warnanya hitam? Kenapa orang bisa mendadak tegang saat ia muncul satu... lalu dua... lalu... yah, tidak jadi tiga.
Menunggu Scatter Hitam Seperti Menunggu Kepastian
Kalau kamu pernah nonton film-film thriller Korea yang penuh ketegangan di menit-menit akhir, kamu akan paham sensasi menunggu scatter ketiga. Tangannya sudah keringatan, musiknya berubah jadi agak keras, matanya melebar. Tapi ya begitu, kadang muncul, kadang tidak.
Ada yang bilang scatter hitam itu seperti cinta lama yang datang di saat yang tidak tepat. Dikasih dua, disuruh berharap. Tapi yang ketiga seringnya menghilang seperti hujan bulan Juni.
Dan parahnya, setelah kamu cukup sering melihat dua scatter gagal nyambung, kamu mulai bertanya pada diri sendiri. Ini memang masalah keberuntungan, atau aku yang kurang pintar membaca pola?
Tapi tunggu dulu. Pola? Apakah Mahjong Ways 2 ini memang bisa dibaca seperti membaca gelagat mantan yang mulai kirim story pas kamu bahas topik nikah?
Mahjong Bukan Sekadar Game Orang Tua
Pertama-tama, mari kita luruskan satu hal. Mahjong bukan hal baru. Ini permainan tua dari Tiongkok yang awalnya dimainkan dengan ubin-ubin bergambar aneh. Permainan yang melibatkan strategi, memori, dan sedikit intuisi. Tapi Mahjong Ways 2 jelas bukan versi duduk-lingkaran-sambil-teriak "pong!" itu. Ini adaptasi. Versi cepat. Versi visual yang lebih warna-warni, dengan kilauan emas dan efek suara seolah kamu sedang berada di kasino digital dalam kepala sendiri.
Dan meskipun kamu tidak bisa mengatur ubin seperti dalam mahjong asli, tetap ada rasa seolah kamu "bermain cerdas". Kombinasinya tidak sembarangan. Simbolnya punya nilai. Scatter dan wild muncul dalam urutan yang kadang nyebelin, kadang ajaib.
Kamu duduk di sana, mengamati. Mencoba menghafal. Ada naga, ada tulisan emas, ada simbol hijau yang kamu rasa sering muncul berturut-turut. Kamu yakin ada polanya. Kamu yakin kamu bisa mengakali sistem ini.
Tapi sistem ini tidak bodoh. Scatter hitam, misalnya, muncul hanya saat kamu sudah sangat percaya diri.
Ilusi Kontrol dan Rasa Ingin Membuktikan
Ada momen-momen saat kamu merasa sudah hampir menyatu dengan mesin. Kamu tahu kapan harus menunggu, kapan harus lanjut. Kamu yakin kalau kamu cukup sabar, scatter hitam itu akan datang juga.
Tapi kenyataannya sering bikin nyesek. Scatter ketiga tidak datang. Atau datangnya malah terlalu cepat. Atau muncul, tapi di saat kamu lagi tidak memperhatikan. Seperti hidup, Mahjong Ways 2 tidak menunggu kamu siap.
Dan ini bagian yang menarik. Kamu tidak marah. Kamu malah makin penasaran. Rasanya seperti ingin membuktikan sesuatu. Bahwa kamu cukup pintar. Bahwa kamu bisa membaca algoritma yang membingungkan ini. Bahwa kamu tidak kalah dari animasi digital dan soundtrack orkestra sintetis.
Sialnya, justru di situlah kekuatannya. Mahjong Ways 2 memberi ilusi bahwa ini bukan soal untung-untungan. Bahwa kamu, ya kamu, bisa memahaminya kalau cukup cermat.
Teman-Teman yang Mulai Ikut
Salah satu temanku bilang, "Kunci menang di Mahjong Ways 2 itu sabar. Tunggu pola lima hijau di awal." Teman yang lain lebih percaya pada jam main, katanya sore jam 5 sampai maghrib itu waktu paling ‘ramai’. Ada juga yang bilang, "Kalau scatter hitam muncul dua kali berturut tapi nggak jadi, biasanya yang ketiga meledak."
Apa ini? Ramalan? Pengalaman? Delusi kolektif? Aku tidak tahu.
Tapi seperti kebanyakan komunitas urban digital yang terbentuk di pojok-pojok grup chat dan forum samar, mereka saling berbagi teori dan tebakan, seolah Mahjong Ways 2 ini semacam makhluk gaib yang bisa dibujuk dengan mantra tertentu.
Dan kadang berhasil. Atau terlihat seperti berhasil.
Ketika Scatter Hitam Akhirnya Muncul
Aku masih ingat satu sore. Temanku teriak di grup, "Woi scatter hitam 3 biji, gila gila!"
Tiba-tiba semua yang online jadi semacam saksi digital. Screenshot dibagikan, emoticon berhamburan. Dan meskipun tidak semua dapat 'hasil' yang sama, ada rasa puas kolektif. Akhirnya. Muncul juga.
Anehnya, setelah itu... rasa puas itu cepat menguap. Scatter hitam sudah datang. Tapi entah kenapa, kita tetap ingin lebih. Atau setidaknya, ingin tahu apakah kita bisa memanggilnya lagi.
Dan dari situ, siklusnya mulai lagi.
Jadi, Pintar Itu Seperti Apa?
Apakah kamu cukup pintar untuk menaklukkan Mahjong Ways 2? Pertanyaannya sendiri agak menyesatkan. Karena definisi pintar di sini bukan soal IQ atau nilai UN. Tapi soal sejauh mana kamu bisa mengenali bahwa kamu sedang masuk ke permainan psikologis yang halus. Bahwa keinginan untuk “membaca pola” mungkin hanya refleksi dari obsesi manusia modern pada keteraturan di tengah kekacauan.
Scatter hitam bukan hanya simbol. Ia adalah pengalih perhatian. Sesuatu yang tampaknya acak, tapi justru karena itu membuat kita berpikir keras. Dan mungkin, itulah letak daya tarik terbesarnya.
Mahjong Ways 2 bukan hanya permainan. Ia adalah ruang kontemplatif, tempat kamu duduk sendiri sambil bertanya-tanya: Apakah ini hanya hiburan ringan, atau sebenarnya aku sedang diuji oleh mesin yang lebih sabar dari manusia?
Entahlah. Yang jelas, bapak-bapak di warung tadi masih duduk di bangkunya. Kopinya sudah dingin. Tapi wajahnya tenang.
Scatter hitam baru saja muncul.