Intimasi: Resep Pernikahan Bahagia
1 year ago 575Intimasi: Resep Pernikahan Bahagia
Cinta adalah lambang kebutuhan psikologis pria dan wanita. Saat cinta dikatakan hilang, maka pernikahan menjadi dingin tanpa kehangatan dan kegembiraan. Cinta dapat dikatakan padam apabila salah satu komponen cinta yang sangat penting dalam pernikahan yakni intimasi itu telah pudar. Intimasi disebut sebagai pelekat, penyatu dan pelebur antara dua orang menjadi satu, baik dalam aspek seksual, emosional, maupun spiritual. Itu sebabnya, suami isteri sangat perlu menjaga dan meningkatkan intimasi dalam pernikahan mereka.
Intimasi dijelaskan oleh Sternberg sebagai perasaan dalam suatu hubungan yang mendorong adanya kedekatan, kelekatan dan ketertarikan hingga menimbulkan rasa hangat dan akrab dalam hubungan cinta. Semua pernikahan yang sehat mengharapkan kehadiran intimasi karena melaluinya, pasangan merasa bahagia dan puas dimana mereka dapat menjadi sahabat karib sekaligus kekasih yang dapat berbagi mimpi, minat, rasa takut dan harapan sepanjang pernikahan mereka.
Relasi intim biasa dipupuk melalui dua hal, yakni pertama adalah kemampuan membahas atau menerima berbagai topik bersama pasangan dengan rasa aman, atau tanpa disertai oleh rasa takut juga penghakiman. Termasuk dalamnya topik keuangan, seksualitas, pola asuh anak. perasaan, impian, ketakutan, nilai hidup, kebahagian dan lainnya secara terbuka. Hal kedua adalah menunjukkan sikap peka yang tepat dalam mendengarkan ataupun menyampaikan informasi satu sama lainnya. Mampu mendengarkan dan menanggapi dengan baik, sering diartikan sebagai usaha untuk mengenal, mengerti dan menghargai yang menimbulkan perasaan nyaman dan aman saat bersama. Ketersambungan ini dilihat sebagai intimasi karena membuat masing-masing pasangan menikmati ikatan kedekatan, kebersamaan, dan kenyamanan karena didalamnya terdapat pemenuhan kebutuhan dicintai, dimengerti, dan dihargai.
Intimasi merupakan bagian urgent dalam pernikahan. Namun, realitanya intimasi makin menjadi keluhan dalam banyak pernikahan. Gagalnya intimasi dalam pernikahan berdampak fatal bagi suami istri. Kegagalan pengembangan intimasi mengakibatkan hilangnya perasaan dekat (closeness), keterhubungan (connectness), dicintai (loved), dihargai (appreciated), dan menjauh (growing apart). Yang akhirnya menimbulkan beberapa dampak fatal dalam pernikahan seperti perceraian, perselingkuhan, dan kehilangan cinta.
Perselingkuhan dan perceraian terjadi karena hilangnya keintiman dengan pasangan membuat hubungan menjadi longgar dan mempermudah pasangan untuk mencari pemenuhan kebutuhan dicintai dan dihargai dari pihak luar. Akibat lainnya adalah masing-masing suami istri terjebak dalam keterpisahan emosi (emotional distance) dan kesepian yang panjang, akhirnya melumpuhkan tiang-tiang cinta dalam pernikahan. Kalaupun masih bertahan dalam ikatan pernikahan, kemungkinan api cinta telah menjadi redup dan pernikahan hanya dijalankan dengan rutinitas.
Sisi lain, keuntungan besar dari intimasi adalah hadirnya perasaan bahagia dan puas dalam pernikahan. Penelitian menunjukkan intimasi turut serta meningkatkan kesehatan mental dan fisik, lebih mampu menyelesaikan masalah dan lebih langgeng dibandingkan mereka yang tidak intim. Maka tidak salah, seorang penulis menyatakan keintiman adalah salah satu tujuan utama yang hendak ingin dicapai oleh banyak pernikahan saat ini karena akan menjadi resep ampuh membangun ikatan yang kuat dan memberikan perasaan bahagia bagi keduanya untuk bertahan melewati setiap musim kehidupan sampai maut memisahkan.